Analisa tentang IT Forensik terkait IT audit trail, realtime audit.

IT Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi menjurus ke bagian forensik yaitu berkaitan dengan bukti hukum yang ditemukan di komputer dan media penyimpanan digital. Komputer forensik juga dikenal sebagai Digital Forensik yang terdiri dari aplikasi dari ilmu pengetahuan kepada indetifikasi, koleksi, analisa, dan pengujian dari bukti digital.

IT Forensik merupakan penggunaan sekumpulan prosedur untuk melakukan pengujian secara menyeluruh suatu sistem komputer dengan mempergunakan software dan tool untuk memelihara barang bukti tindakan kriminal. IT forensik dapat menjelaskan keadaan artefak digital terkini. Artefak Digital dapat mencakup sistem komputer, media penyimpanan (seperti hard disk atau CD-ROM, dokumen elektronik (misalnya pesan email atau gambar JPEG) atau bahkan paket-paket yang secara berurutan bergerak melalui jaringan. Bidang IT Forensik juga memiliki cabang-cabang di dalamnya seperti firewall forensik, forensik jaringan , database forensik, dan forensik perangkat mobile.

 

#Real Time Audit

Real Time Audit atau RTA adalah suatu system untuk mengawasi kegiatan teknis dan keuangan sehingga dapat memberikan penilaian yang transparan status saat ini dari semua kegiatan, dimana pun mereka berada. Real Time Audit mendukung semua langkah dari satu proyek dari konsep, mempersiapkan satu usulan penuh, melakukan analisa putusan untuk mengidentifikasi jual system final sehingga ketika untuk memilih proyek terbaik manajemen hak suara kemudian dukungan pembuatan keputusan pada penerimaan atau merosot untuk membuat investasi perlu.

Dalam pengembangan proyek Real Time Audit berfungsi sebagai analisis karena untuk memastikan bahwa kualitas benar, dan berkualitas. Real Time Audit mempunyai kegunaan pengadaan tersesialisasi yaitu dengan memperbolehkan seorang manajer meniliti tawaran bersaing untuk menyediakan baik jasa maupun komponen proyek.

Real Time Audit meneydiakan teknik ideal untuk memungkinkan mereka yang bertanggung jawab untuk dana, seperti bantuan donor, investor dan sponsor kegiatan untuk dapat terlihat dari manajer kegiatan didanai sehingga untuk memantau kemajuan.

Real Time Audit sangat efektif untuk membangun procedure menjadi perjanjian pembiayaan meliputi proyek atau kegiatan yang bersangkutan. Real Time Audit menyediakan komponen utama yang diperlukan untuk efektif, kegiatan pengelolaan yang efisien dan pengawasan.

Real Time Audit benar-benar transparan dan menyediakan operasi proyek manajer dan donor/sponsor akses langsung informasi apapun yang mereka butuhkan secara online dan cepat. Manfaat Real Time Audit yaitu produktivitas akses informasi ditingkatkan dan sebagai hasilnya jadi jika produktivitas tugas manajemen proyek.

 

#IT Audit Trail

Audit Trail merupakan salah satu fitur dalam suatu program yang mencatat semua kegiatan yang dilakukan tiap user dalam suatu tabel log. Sedangkan IT Audit Trail adalah suatu bagian yang ada dalam program yang dapat mencatat kegiatan-kegiatan audit yang secara rinci dilakukan oleh para penggunanya secara rinci.

Audit Trail secara default akan mencatat waktu , user, data yang diakses dan berbagai jenis kegiatan. Jenis kegiatan bisa berupa menambah, merungubah dan menghapus. Audit Trail apabila diurutkan berdasarkan waktu bisa membentuk suatu kronologis manipulasi data.Dasar ide membuat fitur Audit Trail adalah menyimpan histori tentang suatu data (dibuat, diubah atau dihapus) dan oleh siapa serta bisa menampilkannya secara kronologis. Dengan adanya Audit Trail ini, semua kegiatan dalam program yang bersangkutan diharapkan bisa dicatat dengan baik.

Cara Kerja Audit Trail

Audit Trail yang disimpan dalam suatu tabel :

  1. Dengan menyisipkan perintah penambahan record ditiap query Insert, Update dan Delete
  1. Dengan memanfaatkan fitur trigger pada DBMS. Trigger adalah kumpulan SQL statement, yang secara otomatis menyimpan log pada event INSERT, UPDATE, ataupun DELETE pada sebuah tabel.

Fasilitas Audit Trail

Fasilitas Audit Trail diaktifkan, maka setiap transaksi yang dimasukan ke Accurate, jurnalnya akan dicatat di dalam sebuah tabel, termasuk oleh siapa, dan kapan. Apabila ada sebuah transaksi yang di-edit, maka jurnal lamanya akan disimpan, begitu pula dengan jurnal barunya.

Hasil Audit Trail

Record Audit Trail disimpan dalam bentuk, yaitu :

1. Binary File – Ukuran tidak besar dan tidak bisa dibaca begitu saja

2. Text File – Ukuran besar dan bisa dibaca langsung

3. Tabel.

 

Perbedaan audit around the computer dengan audit through the computer.

Audit Through The Computer

Audit through the computer adalah audit yang dilakukan untuk menguji sebuah sistem informasi dalam hal proses yang terotomasi, logika pemrograman, edit routines, dan pengendalian program. Pendekatan audit ini menganggap bahwa apabila program pemrosesan dalam sebuah sistem informasi telah dibangun dengan baik dan telah ada edit routines dan pengecekan pemrograman yang cukup maka adanya kesalahan tidak akan terjadi tanpa terdeteksi. Jika program berjalan seperti yang direncanakan, maka semestinya output yang dihasilkan juga dapat diandalkan.

  • Contoh audit through the computer:
  1. Sistem aplikasi komputer memroses input yang cukup besar dan meng-hasilkan output yang cukup besar pula, sehingga memperluas audit untuk meneliti keabsahannya.
  2. Bagian penting dari struktur pengendalian intern perusahaan terdapat di dalam komputerisasi yang digunakan.
  3. Sistem logika komputer sangat kompleks dan memiliki banyak fasilitas pendukung.
  4. Adanya jurang yang besar dalam melaksanakan audit secara visual, sehingga memerlukan pertimbangan antara biaya dan manfaatnya.

 

Audit Around The Computer

Audit around the computer adalah pendekatan audit dimana auditor menguji keandalan sebuah informasi yang dihasilkan oleh komputer dengan terlebih dahulu mengkalkulasikan hasil dari sebuah transaksi yang dimasukkan dalam sistem. Kemudian, kalkulasi tersebut dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh sistem. Apabila ternyata valid dan akurat, diasumsikan bahwa pengendalian sistem telah efektif dan sistem telah beroperasi dengan baik.

Jenis audit ini dapat digunakan ketika proses yang terotomasi dalam sistem cukup sederhana. Kelemahan dari audit ini adalah bahwa audit around the computer tidak menguji apakah logika program dalam sebuah sistem benar. Selain itu, jenis pendekatan audit ini tidak menguji bagaimana pengendalian yang terotomasi menangani input yang mengandung error. Dampaknya, dalam lingkungan IT yang komplek, pendekatan ini akan tidak mampu untuk mendeteksi banyak error.

  • Contoh audit around the computer:
  1. Dokumen sumber tersedia dalam bentuk kertas (bahasa non-mesin) , artinya masih kasat mata dan dilihat secara visual.
  2. Dokumen-dokumen disimpan dalam file dengan cara yang mudah ditemukan.
  3. Keluaran dapat diperoleh dari daftar yang terinci dan auditor mudah menelusuri setiap transaksi dari dokumen sumber kepada keluaran dan sebaliknya.
  4. Item komputer yang diterapkan masih sederhana.
  5. Sistem komputer yang diterapkan masih menggunakan software yang umum digunakan, dan telah diakui, serta digunakan secara massal.

 

Referensi:

http://ranggablack89.wordpress.com/2012/05/06/it-forensic-it-audit-trails-teal-time-audit/

 http://kitakuliahlagi.blogspot.com/2012/07/perbedaan-audit-through-computer-audit.html

http://alifoktamulya.blogspot.com/2013/03/perbedaan-audit-around-computer-dengan.html

By lorentfebrian Posted in Uncategorized

manejemen kontrol keamanan pada sistem

A. PENTINGNYA KONTROL

 -untuk memastikan bahwa CBIS telah diimplementasikan seperti yang direncanakan, system beroperasi seperti yang dikehendaki, dan operasi tetap dalam keadaan aman dari penyalahgunaan atau gangguan.
– untuk memberi dukungan kepada manajer dalam
mengontrol area operasinya
B. TUGAS KONTROL CBIS
Mencakup semua fase siklus hidup, selama siklus hidup dibagi menjadi kontrol-kontrol yang berhubungan dengan pengembangan sistem, desain dan operasi
* Metode Untuk Mendapatkan dan Memelihara Kontrol CBIS
1. Manajemen dapat melakukan kontrol langsung
2. Manajemen mengontrol CBIS secara tidak langsung dengan terus menerus melalui CIO.
3. Manajemen mengontrol CBIS secara tidak langsung berkenaan dengan proyeknya melalui pihak ketiga
* AREA PENGONTROLAN CBIS
* KONTROL PROSES PENGEMBANGA
Untuk memastikan bahwa CBIS yg diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan pemakai atau berjalan sesuai rencana harus menjalani tahapan/fase yang antara lain :
* Fase Perencanaan
Mendefinisikan tujuan dan kendala
* Fase Analisis & Disain
> Mengidentifikasi kebutuhan informasi
> Menentukan kriteria penampilan
> Menyusun disain dan standar operasi CBIS
* Fase Implementasi
> Mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima
> Memastikan apakah memenuhi criteria penampilan
> Menetapkan prosedur utk memelihara CBIS
* Fase Operasi & Kontrol
> Mengontrol CBIS selagi berevolusi selama fase SLC
> Memastikan bahwa CBIS yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan
Yang termasuk dalam kontrol proses pengembangan, yaitu :
1. Manajemen puncak menetapkan kontrol proyek secara keseluruhan selama fase perencanaan dengan cara membentuk komite MIS
2. Manajemen memberitahu pemakai mengenai orientasi CBIS
3. Manajemen menentukan kriteria penampilan yang digunakan dalam mengevaluasi operasi CBIS.
4. Manajemen dan bagian pelayanan informasi menyusun disain dan standar CBIS
5. Manajemen dan pelayanan informasi secara bersama-sama mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima
6. Manajemen melakukan peninjauan sebelum instalasi yang dilakukan tepat setelah penggantian dan secara berkala meninjau CBIS untuk memastikan apakah ia memenuhi kriteria penampilan.
7. Bagian pelayanan informasi menetapkan prosedur untuk memelihara dan memodifikasi CBIS dan prosedur yang disetujui oleh manajemen.
* KONTROL DISAIN SISTEM
* Tujuan untuk memastikan bahwa disainnya bisa meminimalkan kesalahan, mendeteksi kesalahan dan mengoreksinya.
* Kontrol tidak boleh diterapkan jika biayanya lebih besar dari manfaatnya. Nilai atau manfaat adalah tingkat pengurangan resiko.
* Selama fase disain dan analisis dari siklus hidup system, Analis System, DBA dan Manajer Jaringan membangun fasilitas kontrol tertentu dalam disain system. Selama fase implementasi, programmer menggabungkan kontrol tersebut ke dalam system. Disain system dikontrol dengan cara menggabungkan kontrol software menjadi lima bagian pokok, yaitu :
I. Permulaan Transaksi (Transaction Origination)
* Tahap-tahap yang harus dilakukan pada permulaan transaksi :
1. Permulaan Dokumentasi Sumber
> Perancangan dokumentasi
> Pemerolehan dokumentasi
> Kepastian keamanan dokumen
2. Kewenangan
> Bagaimana entry data akan dibuat menjadi dokumen dan oleh siapa
3. Pembuatan Input Komputer
> Mengidentifikasi record input yang salah dan memastikan semua data input
diproses
4. Penanganan Kesalahan
> Mengoreksi kesalahan yang telah dideteksi dan menggabungkan record yg telah dikoreksi ke record entry
5. Penyimpanan Dokumen Sumber
> Menentukan bagaimana dokumen akan disimpan dan dalam kondisi
bagaimana dapat dikeluarkan
II. Entri Transaksi
* Entri transaksi mengubah data dokumen sumber menjadi bentuk yang dapat dibaca oleh komputer. Kontrol ini berusaha untuk menjaga keakuratan data yang akan ditransmisikan ke jaringan komunikasi atau yang akan dimasukkan secara langsung ke dalam komputer. Area kontrolnya meliputi atas :
1. Entri Data
> Kontrol dalam bentuk prosedur tertulis dan dalam bentuk peralatan inputnya sendiri. Dapat dilakukan dengan proses offline/online
2. Verifikasi Data
> Key Verification (Verifikasi Pemasukan)
Data dimasukkan ke sistem sebanyak 2 kali
> Sight Verification (Verifikasi Penglihatan)
Melihat pada layar sebelum memasukkan data ke system
3. Penanganan Kesalahan
> Merotasi record yang telah dideteksi ke permulaan transaksi untuk pengoreksian
4. Penyeimbangan Batch
> Mengakumulasikan total setiap batch untuk dibandingkan dengan total yang sama yang dibuat selama permulaan transaksi
III. Komunikasi Data
* Tanggungjawab manajer jaringan dengan menggabungkan ukuran keamanan ke dalam sistem dan memonitor penampilan untuk memastikan keamanan telah dilakukan dgn baik
* Komputer yang ada dalam jaringan memberikan peluang risiko keamanan yang lebih besar dari pada komputer yang ada di dalam suatu ruangan. Area kontrol ini terdiri dari :
1. Kontrol Pengiriman Data
2. Kontrol Channel Komunikasi
3. Kontrol Penerimaan Pesan
4. Rencana Pengamanan Datacom Secara Keseluruhan
IV. Pemrosesan Komputer
* Pada umumnya semua elemen kontrol pada disain system selalu dikaitkan dengan pemasukan data ke dalam komputer. Area kontrol pada pemrosesan komputer terdiri dari :
1. Penanganan Data
2. Penanganan Kesalahan
3. Database dan Perpustakaan Software
* Sebagian besar kontrol database dapat diperoleh melalui penggunaan Sistem Manajemen Database (Database Management System/DBMS)
* Tingkat keamanan dalam DBMS terdiri dari :
1. Kata kunci (Password)
2. Direktori pemakai (User Directory)
3. Direktori elemen data (Field Directory)
4. Enkripsi (Encryption)
V. Output Komputer
* Komponen subsistem ini bertanggung jawab untuk mengirimkan produk (output) kepada pemakai (user). Yang termasuk dalam area ini adalah :
1. Distribusi
> Kontrol pada distribusi laporan berusaha untuk memastikan ketepatan orang yang menerima output.
2. Penyeimbangan Departemen Pemakai
> Bila departemen pemakai menerima output dari komputer, maka keseluruhan kontrol dari output dibandingkan dengan total yang sama yang telah ditetapkan pada waktu pertama kali data input dibuat.
3. Penanganan Kesalahan
Kelompok kontrol tertentu dapat ditetapkan didalam area pemakai dengan menjalankan prosedur formal untuk mengoreksi kesalahan.
4. Penyimpangan Record
> Tujuan komponen kontrol yang terakhir ini adalah untuk memelihara keamanan yang tepat terhadap output komputer dan untuk mengontrol penyelesaian yang sia-sia.
5. Penyeimbangan Operasi Komputer
> Kontrol ini memungkinkan pelayanan informasi untuk memverifikasi bahwa semua batch dan transaksi yang diterima dari departemen pemakai telah diproses.
* Kontrol Terhadap Pengoperasian Sistem
Kontrol pengoperasian sistem dimaksudkan untuk mencapai efisiensi dan keamanan.
Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan menjadi 5 area :
1. Struktur organisasional
> Staf pelayanan informasi diorganisir menurut bidang spesialisasi. Analisis, Programmer, dan Personel operasi biasanya dipisahkan dan hanya mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk area pekerjaannya sendiri.
2. Kontrol perpustakaan
> Perpustakaan komputer adalah sama dengan perpustakaan buku, dimana didalamnya ada pustakawan, pengumpulan media, area tempat penyimpanan media dan prosedur untuk menggunakan media tersebut. Yang boleh mengakses perpustakaan media hanyalah pustakawannya.
3. Pemeliharaan Peralatan
> Orang yang tugasnya memperbaiki computer yang disebut Customer Engineer (CE) / Field Engineer (FE) / Teknisi Lapangan menjalankan pemeliharaan yang terjadwal / yang tak terjadwal.
4. Kontrol lingkungan dan keamanan fasilitas
> Untuk menjaga investasi dibutuhkan kondisi lingkungan yang khusus seperti ruang computer harus bersih keamanan fasilitas yang harus dilakukan dengan penguncian ruang peralatan dan komputer.
5. Perencanaan disaster
* Rencana Keadaan darurat
> Prioritas utamanya adalah keselamatan tenaga kerja perusahaan
* Rencana Backup
> Menjelaskan bagaimana perusahaan dapat melanjutkan operasinya dari ketika terjadi bencana sampai ia kembali beroperasi secara normal.
* Rencana Record Penting
> Rencana ini mengidentifikasi file data penting & menentukan tempat penyimpanan kopi duplikat.
* Rencana Recovery
> Rencana ini mengidentifikasi sumber-sumber peralatan pengganti, fasilitas komunikasi dan pasokan-pasokan
By lorentfebrian Posted in Uncategorized

TUGAS 3 PENGANTAR TELEMATIKA

1. Jelaskan bagaimana cara pengamanan layanan telematika dilihat dari aspek jaringan komputernya baik yang menggunakan kabel maupun tanpa kabel (wireless).
Jawab :
A. Layanan Telematika
Layanan Telematika adalah layanan dial up ke internet maupun ke semua jenis jaringan yang didasarkan pada system telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika.
Layanan-layanan yang terdapat pada telematika adalah:
*.      Layanan Informasi (Information Service)
Layanan telematika yang pertama adalah layanan informasi. Pada layanan ini telematika menggabungkan system komunikasi dengan kendaraan bergerak seperti mobil untuk menawarkan layanan informasi secara langsung.
Contohnya :
·          Navigation assistant (real-time traffic information)
·         Weather, stock information
·         Entertainment and M-Commerce
*      Layanan Telematika di bidang Keamanan
Layanan telematika yang kedua adalah layanan keamanan. Layanan ini menyediakan fasilitas untuk memantau dan memberikan informasi bila ada sesuatu yang berjalan tidak seharusnya. Layanan ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan.
Contohnya :
·         Emergency rescue with 911
·         Car location tracing (thief-proof)
*     Layanan Context-Aware dan Event-base (Context-Aware Service)
Context awareness adalah kemampuan sebuah sistem untuk memahami si user, network, lingkungan, dan dengan demikian melakukan adaptasi yang dinamis sesuai kebutuhan.
Contohnya :
·         Vehicle Diagnostic Service
·         Car Insurance based on driving statistic
*    Layanan Perbaikan sumber (Resource Discovery Service)
Layanan telematika yang terakhir adalah layanan perbaikan sumber. Resource Discovery Service (RDS) adalah layanan untuk penemuan layanan utilitas yang diperlukan. The RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan.
B. TEKNOLOGI WIRELESS
Wireless atau wireless network merupakan sekumpulan perangkat elektronik  yang saling terhubung antara satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah jaringan komunikasi data dengan menggunakan media udara/gelombang sebagai jalur lintas datanya. Jika LAN masih menggunakan kabel sebagai media lintas data, sedangkan wireless menggunakan media gelombang radio/udara. Penerapan dari aplikasi wireless network ini antara lain adalah jaringan nirkabel diperusahaan, atau mobile communication seperti handphone, dan HT.
Adapun Macam-macam type dari teknologi wireless antara lain:
1. Wireless Personal Area Network (WPAN)
Mewakili teknologi personal area network wireless seperti Radio Frequensi (RF, Infra Red  (IR), sertaBluetooth. 
2. Wireless Wide Area Network (WWAN)
WWAN meliputi teknologi dengan daerah jangkauan luas seperti selular 2G, 3G, 4G, Cellular Digital Packet Data (CDPD), Global System for Mobile Communications (GSM), dan CDMA. Kemunculan Teknologi Wireless ini dimulai dari peralatan handheld yang mempunyai kegunaan yang terbatas karena ukurannya dan kebutuhan daya. Tapi, teknologi berkembang, dan peralatan handheld menjadi lebih kaya akan fitur dan mudah dibawa. Telepon mobil (Handphone),  telah meningkat kegunaannya yang sekarang memungkinkannya berfungsi sebagai PDA selain telepon. Smart phone adalah gabungan teknologi telepon mobil dan PDA yang menyediakan layanan suara normal dan email, penulisan pesan teks, paging, akses web dan pengenalan suara. Generasi berikutnya dari telepon mobil, menggabungkan kemampuan PDA, IR, Internet wireless, email dan global positioning system (GPS).
3. Wireless Local Area Network (WLAN)
WLAN, mewakili local area network wireless, termasuk diantaranya adalah 802.11, HiperLAN, dan beberapa lainnya.
2. Jelaskan motif-motif gangguan yang terjadi pada layanan telematika!
Jawab :
a. Interruption
Suatu aset dari suatu sistem diserang sehingga menjadi tidak tersedia atau tidak dapat dipakai oleh yang berwenang. Contohnya adalah perusakan/modifikasi terhadap piranti keras atau saluran jaringan.
b. Interception
Suatu pihak yang tidak berwenang mendapatkan akses pada suatu aset. Pihak yang dimaksud bisa berupa orang, program, atau sistem yang lain. Contohnya adalah penyadapan terhadap data dalam suatu jaringan.
c. Modification
Suatu pihak yang tidak berwenang dapat melakukan perubahan terhadap suatu aset. Contohnya adalah perubahan nilai pada file data, modifikasi program sehingga berjalan dengan tidak semestinya, dan modifikasi pesan yang sedang ditransmisikan dalam jaringan.
d. Fabrication
Suatu pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem. Contohnya adalah pengiriman pesan palsu kepada orang lain.
3. Jelaskan satu contoh metode pengamanan terhadap layanan telematika!
Jawab :
Sebuah metode browsing jaringan disediakan untuk browsing video atau audio data yang di tembak oleh sebuah IP. Jaringan video atau audio metode browsing sesuai mencangkup langkah-langkah dari:
a. Menjalankan sebuah program splikasi komputetr local untuk mendapatkan kode identifikasi yang disimpan dalam kamera IP.
b. Transmisi untuk mendaftarkan kode identifikasi ke DDNS (Dinamic Domain Name Server) oleh program aplikasi.
c. Mendapatkakn kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi sehingga pasangan IO kamera dan control kamera IP melalui kamera IP pribadi, dan
d. Kopel ke layanan server melalui alamat server pribadi sehina untuk mendapatkan video atau audio dara yang ditembak oleh kamera IP, dimana server layanan menangkap video atau audio data yang ditembak oleh kamera IP melalui Internet.
Sumber :
wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/layanan-telematika-9/
By lorentfebrian Posted in Uncategorized

7 Tips memotret pada saat pencahayaan kurang

1. Memotret Sewaktu Senja

Highway at Night

Beberapa foto malam terbaik diambil selama senja, ketika langit tidak sepenuhnya hitam. Pengambilan gambar selama senja akan menunjukkan warna yang lebih dan rincian di kejauhan dan akan membiarkan anda menggunakanSpeed Shutter yang lebih cepat.

2. Menggunakan ISO tinggi

Blur vs Noise

Gunakan ISO tinggi jika diperlukan. Lebih baik mendapatkan foto yang kasar dari pada foto blur. Dan Anda dapat mengurangi keburukan itu dengan perangkat lunak editing gambar. tetapi kalau blur, anda tidak akan bisa berbuat apa-apa dengan gambar itu.

3. Tetap Tenang.

Female Photographer

Memotret di malam hari membutuhkan Shutter Speed yang lambat. Untuk mengambil gambar terang tanpa blur di malam hari, gunakan tripod atau monopod untuk menjaga kamera tidak bergerak.

Selain menggunakan tripod atau monopod, anda memungkinkan menggunakan pengaturan Mirror Lockup dan menekan dengan lebut  tombol Shutter. Jika kamera Anda tidak memiliki Mirror Lockup, Anda dapat menggunakan mode self timer sebagai gantinya.

Jika Anda tidak memiliki tripod atau monopod, anda diharuskan menemukan beberapa objek penyangga untuk menjaga tubuh dan lengan tetap stabil. Misalnya, Anda bisa bersandar di dinding atau menempatkan siku Anda pada meja untuk menjaga tangan Anda tetap stabil. Jika tidak ada yang membantu Anda tetap stabil, berdiri dengan kaki berjauhan satu sama lain dan menahan nafas saat mengambil gambar.

4. Motion Blur

Abstract Motion Blur

Tidak semua gambar blur itu buruk. Beberapa mengaburkan foto seperti motion blur dapat menambahkan bunga. Coba gambar foto dari objek bergerak, atau bergerak deliberatly kamera Anda untuk membuat gambar blur. Zooming sementara shutter masih berjalan juga akan menambahkan efek gerakan menarik.

5. Freeze teman-mu

Flash Night Portrait

Saat mengambil foto teman di malam hari, menggabungkan flash dengan long exposure. Lampu flash akan membeku-kan latar depan dan long exposure akan meluaskan zona latar belakang. Karena orang biasanya akan bergerak tepat setelah mereka melihat lampu kilat, mengatur curtain sync shoot untuk curtain kedua (Biasanya dalam pengaturan fungsi custom). Perintah ini akan menjalankan flash sebelum Shooter tertutup, bukan dari awal. Menggunakan sinkronisasi curtain kedua juga akan menempatkan teman Anda di depan setiap blur sehingga ada sesuatupun yang menutupi wajah mereka. Curtain Sync Kedua tersedia pada kebanyakan kamera SLR digital, namun jarang terlihat di titik danShutter kamera.

6. Shoot High Dynamic Range (HDR)

Single Exposure vs Tone Map

Tempatkan kamera pada tripod dan Shoot sebanyak tiga eksposur: satu lebih gelap, satu lebih ringan, dan satu hanya di tengah. Kamera Anda mungkin memiliki exposure otomatis untuk membantu Anda untuk ini. Load gambar ke Photoshop dan membuat file HDR dari tiga eksposur. Sekarang Anda memiliki gambar HDR yang dapat Anda terapkan untuk pemetaan nada untuk mengungkapkan rincian lebih lanjut. Nada Foto malam dipetakan dapat memberikan hasil yang serupa dengan pemotretan selama senja dengan lebih pos-pengolahan kontrol.

7. Shoot Several and Stack

Noise Reduction vs Image Stacking

Kadang-kadang ketika Anda memotret long exposure, noise dan hot pixel akan muncul, bahkan pada pengaturan ISO terendah. Untuk mengatasi masalah ini, mulailah memotret foto yang sama beberapa kali (lebih banyak lebih baik), dan menggunakan Photoshop CS3 gambar susun untuk menggabungkan menganalisis citra untuk menghilangkan noise dan hot pixel.

Start Photoshop CS3.
Open the File> Scripts menu dan pilih Load files into Stack
klik tombol Browse and buka semua gambar.
centang “Create Smart Object after Loading Layers” lalu klik OK.
Open the Layers> Smart Objects> Stack Mode menu dan pilih Median.

Narasumber: http://photoshoptutorials.ws/photography-tutorials/techniques/7-tips-for-great-photos-in-the-dark.html

dan translate oleh saya sendiri.

By lorentfebrian Posted in Uncategorized

Teknik “Bokeh” dalam dunia photography

Bagi anda yang menyukai dunia fotografi tentu saja anda banyak mempelajari teknik fotografi dan setingan kamera,dan terkadang itu menjadi andalan anda, termasuk teknik blur.
bokeh-photography-24.jpg

Teknik foto blur semakin banyak variatfnya, salah satunya yang dikenal adalah teknik Bokeh. Kata bokeh, berasal dari kata Jepang “Boke” (diucapkan “bo-KEH”), secara harfiah diterjemahkan menjadi ‘ketidakjelasan’.

Foto bokeh mengacu pada teknik untuk mengaburkan (blur) gambar agar menambah kualitas estetika sebuah foto. Jadi secara teori bisa diartikan foto yang mempunyai karakteristik objek tajam (fokus) dengan latar belakang yang sangat kabur atau selective focusing, seperti dikutip dari fotografer.net.


Bokeh bisa dicapai dengan menggunakan setting kamera dengan bukaan (f) yang lebar. Sekarang banyak dipasaran jenis lensa yang mempunyai rentang bukaan yang lebar sehingga kedalaman ruang (DOF) akan sangat terasa dengan menghasilkan foto yang blur pada bagian belakang dan tajam pada objek utama.

Foto bokeh juga dapat membuat foto menjadi lebih dramatis dan artistik.

sumber: http://aceh.tribunnews.com/2012/06/24/kenali-teknik-dalam-fotografi-bokeh

By lorentfebrian Posted in Uncategorized

Perbedaan antara Canon EOS 650D, 600D dan 60D

Tulisan ini hendak menjelaskan kepada anda (atau malah membuat anda semakin bingung) bedanya antara Canon EOS 650D, 600D dan 60D. Saat tulisan ini dibuat, EOS 650D adalah kamera terbaru dari Canon yang mengisi kelas pemula tapi fiturnya sudah terlalu canggih untuk pemula. Sedangkan EOS 600D adalah kamera generasi sebelumnya (buatan 2011), yang saat ini penjualannya sedang laris manis karena dijual di kisaran 6 jutaan. Di lain pihak ada ‘super Rebel’ EOS 60D (buatan 2010), kamera kelas menengah yang harganya ‘cuma’ 7 jutaan tapi fiturnya sudah lengkap termasuk kemampuan memotret hingga 1/8000 detik. Ketiganya punya kesamaan yang mudah dikenali : layar LCD yang bisa dilipat dan diputar.

 

Canon EOS 650D (Rebel T4i)

Kamera yang belum lama diumumkan ini menjadi kamera DSLR Canon pertama yang :

  • memakai layar sentuh
  • memakai hybrid AF CMOS sensor (phase detect dan contrast detect)
  • memakai prosesor Digic 5

sehingga singkat kata EOS 650D menjadi kamera DSLR Canon pertama yang kemampuan auto fokusnya disempurnakan untuk live view dan video, khususnya menjaga obyek yang bergerak tetap difokus dengan tepat. Prosesor terbaru Digic generasi kelima membuat 650D ini bisa mencapai ISO 12.800 dan memotret hingga 5 foto per detik.

650D vs 600D

Dilihat dari fisik luarnya, keduanya bisa dibilang kembar identik. Peningkatan yang paling signifikan dari 600D ke 650D adalah pada jeroannya, misal dipakainya modul AF 9 titik yang semua titiknya berjeniscross type (pada 600D hanya satu yang cross type). Artinya, 650D memang mantap dalam urusan auto fokus, baik itu untuk memotret ataupun video. Belum lagi lensa STM (stepper motor) yang baru saja diperkenalkan akan lebih terasa kehebatannya bila dipasang di 650D, karena adanya sensor CMOS hybrid AF itu. Kombinasi 650D dan lensa STM membuat rekaman video untuk benda bergerak dapat tetap fokus, sementara suara motor fokusnya tidak ikut terekam dalam video.

Kenapa Canon melakukan ini semua di 650D? Jawabannya karena tekanan dari kamera mirrorless yang lebih user friendly, ukurannya mungil dan lebih mudah dipakai untuk video atau live-view. Kita tahu 600D adalah kamera pemula yang sudah sangat lengkap fiturnya, tapi belum mampu melakukan auto fokus kontinu saat merekam video. Jadi wajar kalau Canon menyempurnakan sisi video, termasuk memberi stereo mic di bagian atas.

Peningkatan lainnya yang dijumpai adalah kenaikan di ISO maksimum dan kecepatan burst, dimana di 600D hanya mampu mencapai ISO 6400 dan 3,7 fps. Tapi antara 650D dan 600D keduanya memakai sensor dengan resolusi piksel yang sama yaitu 18 MP.

650D vs 60D

Perbedaan kelas antara keduanya membuat komparasi ini kurang fair. Bagaimanapun 60D adalah kamera dua digit yang didesain untuk mereka yang lebih serius dalam fotografi. Maka itu 650D tidak mungkin mengalahkan 60D dalah hal :

  • prisma (60D memakai pentaprism yang lebih terang)
  • tombol dan roda dial belakang (dibutuhkan oleh fotografer yang sering mengganti setting dengan cepat)
  • layar LCD kecil tambahan di bagian atas
  • kecepatan shutter maksimal 1/8000 detik (650D maksimal 1/4000 detik)
  • ergonomi dan ukuran grip

Tapi dalam beberapa hal 650D mampu menyamai 60D seperti dalam hal modul AF (9 titik cross type), modul metering, burst 5 fps dan kemampuan mengendalikan flash eksternal secara wireless. Resolusi sensor keduanya pun sama yaitu 18 MP. Bahkan 650D mengungguli 60D dalam beberapa aspek seperti ISO maksimal, fitur HDR dan tentunya kemampuan auto fokus kontinu saat merekam video.

Kesimpulan

Saat ini 650D hampir akan tersedia di toko, harganya tentu masih tinggi (8 jutaan). Pilih 650D kalau anda mencari kamera DSLR pemula terbaik dari Canon, atau kalau anda memang senang merekam obyek yang dinamis baik foto maupun video, atau senang dengan layar sentuh ala ponsel cerdas.

Saat ini juga, harga 600D sudah stabil dan fitur fotografinya lengkap untuk pemula. Cocok bila dana anda terbatas, tidak butuh semua hal baru di 650D dan jarang memotret benda bergerak. Atau bahkan anda saat ini masih bisa membeli 550D bila tidak butuh layar lipat di 600D.

EOS 60D sudah diambang akhir era kejayaannya, karena sudah mendekati siklus regenerasi dua tahunan. Pilih 60D kalau anda lebih serius dalam fotografi, tapi tidak ingin membayar lebih mahal untuk membeli 7D. Tombol akses yang lengkap, roda dial di belakang dan kecepatannya yang tinggi bisa jadi gambaran untuk siapa kamera ini ditujukan. Harganya bahkan lebih murah dari harga perkenalan 650D.

 

referensi: http://gaptek28.wordpress.com/2012/06/26/perbedaan-antara-canon-eos-650d-600d-dan-60d/

By lorentfebrian Posted in Uncategorized

Tips komposisi & pencahayaan foto portrait model

Selama saya mengadakan workshop foto portrait model, pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana mendapatkan komposisi yang baik. Untuk pemula, ada beberapa aturan yang bisa membantu, seperti aturan sepertiga (rule of thirds), pola, bentuk, frame/bingkai, perspektif dan lain-lain.

workshop potret model

Di foto ini, cahaya di latar belakang yaitu lampu-lampu gantung mengarah ke model, juga pantulan sinar dari bawah menuju model. Pencahayaan juga membantu membentuk wajah dan tubuh model. Wajah dan lengan model terlihat lebih tirus.

Kali ini saya akan memberikan beberapa tips bagaimana membuat komposisi lebih baik dengan menghindari kesalahan-kesalahan umum. Salah satu kesalahan yang saya sering temui adalah ruang diatas kepala terlalu banyak.

#1 Bila daerah dibagian atas kepala model memang mendukung dan membentuk suasana foto, maka hal tersebut oke-oke saja. Tapi kalau tidak, sebaiknya tidak perlu membiarkan kebanyakan ruang di atas kepala model.

#2 Untuk fotografer yang berpostur tinggi, jangan lupa untuk mensejajarkan lensa sesuai dengan tinggi model dengan sedikit menekuk lutut. Bila yang di foto adalah foto close-up (foto kepala dan bahu saja) maka sejajarkan dengan hidung, bila komposisinya adalah 1/2 badan, sejajarkan dengan dada, bila komposisinya satu badan, sejajarkan dengan pinggang. Bila tidak disejajarkan, maka model akan terlihat lebih pendek dari sebenarnya. Sebaliknya, bila terlalu rendah, model akan terlihat lebih tinggi dan bagian bawah badan model (kaki, pinggul) akan terlihat lebih besar.

#3 Hal yang sangat penting lainnya yaitu memperhatikan latar belakang. Jangan hanya terpusat ke model saja, tapi perhatikan juga latar belakangnya. Sering sekali terdapat sesuatu di latar belakang yang menganggu, misalnya tiang listrik, kabel, orang-orang lain yang sedang berjalan, dan sebagainya. Bila latar belakangnya mengganggu dan memancing perhatian orang, sebaiknya memilih sudut lain atau pindah lokasi.

#4 Pencahayaan penting dalam komposisi foto, hindari cahaya frontal yang menyinari langsung ke wajah model, karena pencahayaan dari depan akan membuat wajah dan foto terlihat dua dimensi, tempatkan model atau sumber cahaya agak kesamping sehingga bayangan yang jatuh ke wajah membentuk wajah menjadi terlihat tiga dimensi.

referensi: http://www.infofotografi.com/blog/2011/06/tips-komposisi-pencahayaan-foto-portrait-model/

By lorentfebrian Posted in Uncategorized

Teknik Dasar Fotografi Digital Blitz/Flash Light

Setelah sekian lama serial artikel tentang teknik dasar fotografi digital nggak saya update di blog ini, akhirnya gatel juga untuk posting :p. Sebelumnya kita sudah membahas tentang shutter speed, aperture dan iso, serta terminologi dalam fotografi. dalam serial artikel teknik dasar fotografi digital kali ini saya akan membahas tentang Blitz ato dalam bahasa madura-nya flash light.

Blitz atau flash diterjemahkan secara bebas menjadi lampu kilat. Ini merupakan satu asesori yang sangat luas dipakai dalam dunia fotografi. Fungsi utamanya adalah untuk meng-illuminate (mencahayai/menerangi) obyek yang kekurangan cahaya agar terekspos dengan baik. Tetapi belakangan penggunaannya mulai meluas untuk menghasilkan foto-foto artistik. Artikel ini akan membahas dasar-dasar pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan flash dengan benar.

Menggunakan lampu kilat bukan hanya sekedar menyalakan flash, mengarahkan kamera kemudian klik dan jadilah satu foto yang terang, tetapi ada hal-hal yang perlu kita ketahui demi mendapat karya fotografi yang baik.

Blitz dan GN (Guide Number)

Untuk membagi/mengklasifikasikan blitz, ada beberapa klasifikasi yang dapat digunakan. Yang pertama, berdasarkan ketersediaan dalam kamera maka blitz dibagi menjadi built-in flash dan eksternal. Flash built-in berasal dari kameranya sendiri sedangkan blitz eksternal adalah blitz tambahan yang disambung menggunakan kabel atau hot shoe ke kamera. Selain itu, kita juga dapat membaginya berdasarkan tipe/merk kamera.

Kita mengenal dedicated flash dan non-dedicated flash. Dedicated flash adalah flash yang dibuat khusus untuk menggunakan fitur-fitur tertentu dalam suatu kamera spesifik. Biasanya produsen kamera mengeluarkan blitz yang spesifik juga untuk jajaran kameranya dan dapat menggunakan fitur-fitur seperti TTL, slow sync atau rear sync, dll. Sedangkan blitz non-dedicated memiliki fungsi-fungsi umum saja dari kebanyakan kamera dan bisa digunakan terlepas dari tipe/merk kamera. Flash jenis inilah yang biasanya membutuhkan banyak perhitungan karena flash yang sudah dedicated sudah mendapat informasi pencahayaan dari kamera sehingga tidak membutuhkan setting tambahan lagi.

Ada juga flash yang kekuatan outputnya (GN) bisa diatur dan ada juga yang tidak bisa (fixed GN). Kita akan cenderung lebih banyak membicarakan tentang flash yang non-dedicated, non-TTL, dan fixed GN.

Dalam fotografi menggunakan blitz, kita tidak akan lepas dari kalkulasi-kalkulasi yang berkaitan dengan intensitas cahaya yang terefleksi balik dari obyek yang kita cahayai. Karena itu, kita akan berjumpa dengan apa yang sering disebut GN (Guide Number) atau kekuatan flash. Secara singkat kita dapat katakan kalau flashnya berkekuatan besar, maka akan dapat mencahayai satu obyek dengan lebih terang dan bisa menjangkau obyek yang lebih jauh.

GN pada dasarnya merupakan perhitungan sederhana kekuatan flash. Kita mengenal 2 macam penulisan GN yaitu dengan menggunakan perhitungan satuan yang berbeda yaitu m (meter) dan feet (kaki). Lazimnya di Indonesia kita menggunakan hitungan dengan m. Ini merupakan salah satu pertimbangan juga karena untuk flash dengan kekuatan sama, angka GN m dan feet berbeda jauh. Selain itu, umumnya GN ditulis untuk pemakaian film dengan ISO/ASA 100 dan sudut lebar (35mm/24mm/20mm).

GN merupakan hasil kali antara jarak dengan bukaan (f/ stop atau aperture) pada kondisi tertentu (ISO/ASA 100/35mm/m atau ISO/ASA 100/35mm/feet). Sebagai contoh, jika kita ingin menggunakan flash untuk memotret seseorang yang berdiri pada jarak 5m dari kita menggunakan lensa 35mm dan kita ingin menggunakan f/2.8 maka kita memerlukan flash ber-GN 14. Penghitungan yang biasa digunakan biasanya justru mencari aperture tepat untuk blitz tertentu. Misalnya, dengan blitz GN 28 maka untuk memotret obyek berjarak 5m tersebut kita akan menggunakan f/5.6.

GN ini hanya merupakan suatu panduan bagi fotografer. Bukan harga mati. Yang mempengaruhinya ada beberapa. Salah satunya adalah ISO/ASA yang digunakan. Setiap peningkatan 1 stop pada ISO/ASA akan menyebabkan GN bertambah sebesar sqrt(2) atau sekitar 1,4 kali (atau jarak terjauh dikali 1.4) dan peningkatan 2 stop pada ISO/ASA akan menyebabkan GN bertambah 2 kali (atau jarak terjauh dikali 2).

Indoor Flash

Blitz sering bahkan hampir selalu digunakan di dalam ruangan. Alasannya karena di dalam ruangan biasanya penerangan lampu agak kurang terang untuk menghasilkan foto yang bisa dilihat. Memang, ada teknik menggunakan slow shutter speed untuk menangkap cahaya lebih banyak, tapi biasanya hal ini menyebabkan gambar yang agak blur karena goyangan tangan kameraman maupun gerakan dari orang yang ingin kita foto. Karena itu, biasanya kita menggunakan blitz.

Penggunaannya biasanya sederhana. Kita bisa setting kamera digital di auto dan membiarkannya melakukan tugasnya atau bisa juga kita melakukan setting sendiri menggunakan perhitungan yang sudah dilakukan di atas. Tidak sulit. Hanya saja, ada beberapa hal perlu kita perhatikan agar mendapatkan hasil maksimal.

1. Jangan memotret obyek yang terlalu dekat dengan blitz yang dihadapkan tegak lurus. Ambil contoh dengan blitz GN 20 yang menurut saya cukup memadai sebagai blitz eksternal bagi kamera digital dalam pemotretan indoor dalam ruangan (bukan aula). Jika kita ingin memotret sebutlah orang pada jarak 2 meter dengan ISO/ASA 200 maka kita membutuhkan f/16 yang tidak tersedia pada sebagian besar PDC dan akan menghasilkan gambar yang over. Karena itu, untuk PDC/DSLR biasanya sudah terdapat flash built-in yang TTL dan memiliki GN agak kecil (8-12 pada sebagian PDC, 12-14 pada DSLR). Gunakan itu daripada flash eksternal untuk obyek yang agak dekat.

2. Kombinasikan flash dengan slow shutter speed untuk mendapatkan obyek utama tercahayai dengan baik dan latar belakang yang memiliki sumber cahaya juga tertangkap dengan baik. Ini adalah suatu teknik yang patut dicoba dan seringkali menghasilkan gambar yang indah. Jangan takut menggunakan speed rendah karena obyek yang sudah dikenai flash akan terekam beku (freeze).

3. Bila ruangan agak gelap, waspadai terjadinya efek mata merah/red eye effect. Efek mata merah ini terjadi karena pupil mata yang membesar untuk membiasakan diri dengan cahaya yang agak gelap tetapi tiba-tiba dikejutkan cahaya yang sangat terang dari flash. Jika kamera dan/atau flash terdapat fasilitas pre-flash/red eye reduction, gunakan hal ini. Jika tidak, akali dengan mengubah sudut datangnya cahaya flash agar tidak langsung mengenai mata.

4. Dalam ruangan pun ada sumber cahaya yang kuat seperti spotlight. Hindari memotret dengan menghadap langsung ke sumber cahaya kuat tersebut kecuali ingin mendapatkan siluet yang tidak sempurna (kompensasi under 1 – 2 stop untuk siluet yang baik). Dalam kondisi demikian, gunakan flash untuk fill in/menerangi obyek yang ingin dipotret tersebut.

Bounce/Diffuse

Flash adalah sumber cahaya yang sangat kuat. Selain itu, flash adalah cahaya yang bersumber dari sumber cahaya yang kecil (sempit). Karenanya, bila cahaya ini dihadapkan langsung pada suatu obyek akan menyebabkan penerangan yang kasar (harsh). Dalam sebagian besar foto dokumentasi konsumsi pribadi dimana petugas dokumentasi menggunakan kamera point & shoot (film/digital) ini bisa diterima. Tetapi dalam tingkat yang lebih tinggi dimana hasil foto ini akan menjadi konsumsi umum, alur keras cahaya akan memberi efek yang kurang sedap dipandang. Ditambah lagi biasanya ini akan menyebabkan cahaya flash memutihkan benda yang sudah agak putih dan menyebabkan detail-detail tertentu lenyap.

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari hal ini dalam artian melunakkan cahaya tersebut:

1. Memperluas bidang datang cahaya yaitu dengan memantulkannya ke bidang lain (bounce).

2. Menyebarkan cahaya yang datang dari sumber kecil tersebut sehingga meluas (diffuse).

Bounce flash dilakukan dengan cara memantulkan flash ke satu bidang yang luas sehingga cahaya datang dalam sudut yang lebih luas. Kita bisa menggunakan langit-langit atau dinding yang ada dalam ruangan. Jika flash eksternal yang terpasang pada kamera digital terhubung melalui hot shoe, maka flash tersebut harus memiliki fasilitas tilt untuk memantulkan cahayanya. Jika terpasang melalui kabel synchro, maka kita bisa memasang flash pada bracket dengan posisi sedikit menghadap ke atas/samping atau memegangnya dengan posisi demikian.

Posisi memantulkan yang tepat agar cahaya jatuh tepat pada obyek adalah dengan menghadapkan flash tersebut pada langit-langit di tengah fotografer/flash dan obyek.

Beberapa hal perlu kita perhatikan dalam memanfaatkan bounce flash ini adalah:

1. Jarak untuk menghitung f/stop berubah bukan menjadi jarak kamera dan obyek tetapi berubah menjadi jarak yang dilalui oleh cahaya flash tersebut. Normalnya pada sudut tilt 45° kita akan melebarkan aperture 1 stop dan pada sudut tilt 90° kita melebarkan aperture sebesar 2 stop. Tentunya ini hanya panduan ringkas. Pada pelaksanaan tergantung teknis di lapangan.

2. Berkaitan dengan no. 1 di atas, maka jarak langit-langit/dinding tidak boleh terlalu jauh atau akan jadi percuma.

3. Gunakan selalu bidang pantul berwarna putih dan tidak gelap. Warna selain putih akan menyebabkan foto terkontaminasi warna tersebut sedangkan warna gelap akan menyerap cahaya flash tersebut.

4. Perhatikan bisa terjadi kemunculan bayangan pada sisi lain cahaya. Misalnya jika kita memantulkan ke langit-langit maka kita akan mendapatkan bayangan di bawah hidung atau dagu dan jika kita memantulkan ke dinding di kiri maka akan ada bayangan di sebelah kanan. Untuk mengatasinya kita dapat menyelipkan sebuah bounce card di bagian depan flash tersebut sehingga ketika kita memantulkan cahaya ke atas/samping kita tetap memiliki cahaya yang tidak terlalu kuat yang mengarah ke depan dan menetralisir bayangan yang muncul.

Untuk mengambil foto secara vertical, akan mudah kalau kita menggunakan koneksi kabel karena kita dapat dengan mudah menghadapkan flash ke atas jika menggunakan bracket atau dipegang. Tetapi jika koneksi kita adalah hot shoe maka pastikan flash kita memiliki fasilitas swivel head sehingga dapat kita putar menghadap ke atas. Lebih bagus lagi jika kita memiliki flash yang dapat di-tilt dan swivel. Ini akan mengakomodasi sebagian besar kebutuhan kita.

Cara lain melunakkan cahaya adalah dengan memperluas dispersinya. Caranya gunakan flash diffuser. Flash diffuser akan menyebarkan cahaya yang keluar dari flash ke segala arah sehingga cahaya yang keluar tidak keras. Umumnya tersedia diffuser khusus untuk flash tertentu mengingat head flash berbeda-beda. Dapat juga kita membuat sendiri diffuser untuk flash kita menggunakan bermacam-macam alat.

Ketika kita menggunakan diffuser, sebenarnya kita menghalangi area tertentu dari arah cahaya flash dan membelokkannya ke tempat lain. Ini mengurangi kekuatan flash yang kita gunakan tersebut. Jika diffuser yang kita gunakan adalah hasil beli, maka kita dapat membaca berapa kompensasi aperture yang kita perlukan ketika menghitung eksposur. Biasanya terdapat pada kotak atau kertas manual. Jika kita memutuskan membuat sendiri, maka kita bisa melakukan eksperimen berkali-kali agar mendapatkan angka yang pas untuk kompensasi yang diperlukan kali lainnya.

Outdoor Flash

Sekilas jika kita berpikir tentang penggunaan flash, maka kita akan tahu kalau itu berlaku untuk suasana pemotretan yang kekurangan cahaya. Karenanya, kita umumnya tidak memikirkan tentang perlunya penggunaan flash pada pemotretan luar ruangan (siang hari, of course) karena sinar matahari sudah sangat terang. Di sinilah kesalahan kita dimulai. Flash sangat dibutuhkan pada pemotretan outdoor, terutama pada:

  1. Kondisi obyek membelakangi matahari. Pada kondisi seperti ini, meter kamera akan mengira suasana sudah cukup terang sehingga akan menyebabkan obyek yang difoto tersebut gelap/under karena cahaya kuat tersebut percuma karena tidak direfleksikan oleh obyek. Cara mengakalinya adalah dengan melakukan fill in pada obyek sehingga walaupun latar sangat terang tetapi obyek tetap mendapat cahaya.
  2. Matahari berada di atas langit. Ini akan mengakibatkan muncul bayangan pada bawah hidung dan dagu. Gunakan flash untuk menghilangkannya. Untuk melembutkan cahayanya gunakan bounce card atau diffuser.
  3. Obyek berada pada open shade (bayangan). Flash digunakan untuk mendapatkan pencahayaan yang sama pada keseluruhan obyek karena bayangan akan membuat gradasi gelap yang berbeda-beda pada bagian-bagian obyek apalagi wajah manusia.
  4. Langit sangat biru dan menggoda. Jika kita tidak tergoda oleh birunya langit dan rela mendapat foto langit putih ketika memotret outdoor maka silahkan lakukan metering pada obyek tanpa menggunakan flash atau dengan flash. Jika kita rela obyek kekurangan cahaya asalkan langit biru silahkan lakukan metering pada langit. Nah, jika kita ingin langit tetap biru sekaligus obyek tercahayai dengan baik, gunakan metering pada langit dan fill flash pada obyek. Ini akan menghasilkan perpaduan yang tepat dan pas.
  5. Langit mendung. Ketika langit mendung, jangan segan-segan gunakan flash karena efek yang ditimbulkan awan mendung akan sama seperti jika kita berada di bawah bayangan.

sumber : http://www.arielz.net/fotografi/teknik-dasar-fotografi-digital-bag-4

By lorentfebrian Posted in Uncategorized

BIOGRAFI

Nama saya Lorent Febrian lahir sejak 06 Februari 1991. Lorent panggilan utama saya sejak keci. dan saat ini teman-teman saya memanggil dengan nama “Oyen” entah kenapa nama sebutan tu muncul, mungkin agak susah menyebutkan nama “lorent”. Saya saat ini sedang menjalankan pendidikan ber-jenjang S1 jurusan Sistem Informasi semester 6 angkatan 2009 universitas Gunadarma.
Hobi saya yaitu travelling dan photography. Semenjak hobi itu lah saya sering mengikuti seminar tentang photography dan membuat sebuah komunitas photography bernama “Timelens Photography” dimana wadah untuk meluapkan hobbi saya. Tidak lupa juga untuk fokus kepada jurusan dan keahlian saya di bidang komputer. Olah Raga favorit saya yaitu basket, tennis, dan terlebih jenis olah raga bowling.
Sekolah pertama saya yaitu SDN meruyung 1, yang terletak di kawasan depok jawa barat. Lalu dilanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Dharma Pertiwi depok, dan menduduki bangku SMA di Yapan Indonesia.
Saya sempat menduduki bangku SMAN 1 Tajur Halang bogor untuk 1 tahun, dikarenakan lokasi yang terlalu jauh, maka saya memutuskan untuk pindah di SMA Yapan Indonesia. Dan pada saat di sekolah SMA itulah saya mulai mengenal dan mempelajari tentang komputer. Lalu saya memutuskan untuk masuk universitas jurusan komputer, yaitu Sistem Informasi. Seiring perkembangan zaman, saya pun selalu ingin mengikuti terutama di bidang informasi komputer, maka jadi lah seorang Lorent yang sekarang memahami sistem dari komputer.
Beberapa teori yang saya dapat, saya tuangkan kedalam praktek langsung. Terakhir kali saya membuat jaringan Server-Client pada warnet dan ingin mengembangkan pengetahuan saya di bidang jaringan.

By lorentfebrian Posted in Uncategorized